Suroboyo.id – Pola asuh orang tua terhadap anak sangat mempengaruhi mental mereka.
Seperti mental strawberry generation. Strawberry Generation merupakan istilah yang menggambarkan karakter atau mentalitas generasi muda yang lembek seperti buah strawberry.
Istilah mental Strawberry Generation memang terkesan negatif lantaran anak-anak yang bermental ini digolongkan memiliki sifat egois dan tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Mengenal Jombang, Kota Santri Dengan Berbagai Keindahan Alam dan Sarat Akan Makna
Selain itu mereka juga mudah mengeluh, mudah menyerah, mudah tersinggung dan memiliki ekspektasi berlebihan terhadap sesuatu.
Karakter yang seperti itu tentu membuat anak menjdi kehilangan daya juang jika berada di kehidupan nyata di luar lingkungan keluarga.
Berikut ini adalah pola asuh orang tua yang akan menjadikan anak memiliki mental Generation Strawberry:
1. Selalu Menuruti Permintaan yang Anak Inginkan
Kebiasaan memanjakan anak secara berlebihan dapat membentuk mentalnya menjadi generasi strawberry yang malas berjuang.
Pola asuh seperti itu dapat membuat anak tidak mudah bersyukur dan tidak mau berusaha keras, karena semua permintaan yang mereka inginkan dapat terpenuhi dengan mudah.
Sehingga lambat laut pola tersebut akan dibawanya sampai tumbuh dewasa.
2. Tidak Pernah Menghukum Anak
Orang tua harus kritis terhadap tindakan anak mereka. Pasalnya, orang tua adalah sekolah pertama dan guru pertama.
Jika anak tidak pernah dihukum atas kesalahannya, maka kebiasaan tersebut dapat membentukkarakternya yang merasa sempurna atau tidak pernah salah.
Baca juga: 5 Bahan Alami yang Bermanfaat untuk Meningkatkan Memori Otak
3. Terlalu Dimanja
Hal ini masih ada kaitannya dengan kebiasaan memanjakan anak secara berlebihan.
Kebiasaan tersebut dapat membentukekspektasi yang tidak realistis untuk anak ketika mereka tumbuh dewasa.
Karena Strawberry Generation cenderung terlalu berharap diperlakukan dengan cara tertentu.
Jika hal tersebut tidak didapatkannya, mereka akan sangat mudah menyerah bahkan akan berbuat ulah.
Oleh sebab itu hindari kebiasaan memperlakukan anak seperti raja dan ratu kerajaan di lingkungan keluarga