Perbedaan Demam Gejala Tipes, Malaria dan DBD Menurut Dokter

Perbedaan Demam Tipes, Malaria, DBD
Perbedaan Demam Tipes, Malaria, DBD

Suroboyo.id – Demam pada pentakit tipes, malaria dan DBD sering dianggap sama gejalanya. Tapi meskipun sekilas mirip, demam pada penyakit ini memiliki karakteristik khas yang berbeda.

Demam pada penyakit tipes tidak mendadak seperti DBD, melainkan munculnya akan bertahap.

Demam tifoid atai tipes adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Salmonella typhi. Kuman penyebab tipes biasanya ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi kuman biang penyakit.

Baca juga: Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula yang Tidak Banyak Orang Tahu

Berikut ini adalah ciri-ciri demam gejala tipes yang harus diwaspadai:

  • Demam tubuh penderita saat demam lebih tinggi di malam hari ketimbang di pagi atau siang hari.
  • Demam muncul bertahap, mirip pola anak tangga. Dari hari ke hari, suhu tubuh demam penderita akan semakin tinggi.

Selain demam, penderita tipes biasanya juga mengalami gejala tipes yang khas berupa gangguan pencernaan, yaitu seperti diare dan sembelit.

SEdangkan pada demam gejala malaria biasanya juga muncul bertahap.

Malaria adalah penyakit infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.

Adapun ciri-ciri demam gejala malaria adalah:

  • Demam di fase cold stage awalnya tidak tinggi, tapi penderita sangat menggigil kedinginan.
  • Setelah itu, penderita masuk ke fase hot stage ditandai dengan demam tinggi.
  • Kemudian penderita masuk fase sweating stage atau suhu demam mulai berangsur turun tapi penderita banyak berkeringat.

Demam malaria memiliki gejala yang lebih khas. Dan biasanya demam gejala malaria bisa turun tanpa obat penurun panas.

Baca juga: Kasus Meninggalnya Anak Usai di Vaksin, Berikut Penjelasan Komda KIPI dan Dinas Kesehatan Jombang

Dan ciri-ciri pada penyakit DBD antara lain:

  • Demam tinggi muncul secara mendadak selama kurang lebih tiga hari.
  • Setelah demam tinggi, demam akan turun dan penderita masuk fase kritis.
  • Selang lebih tiga hari dari fase kritis, suhu tubuh akan naik lagi tapi tidak setinggi demam gejala awal penyakit.

DBD merupakan penyakit inveksi virus dengue yang ditularkan gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Tidak hanya demam, penderita biasanya juga merasakan gejala DBDB lain seperti sakit kepala parah, mata berat, nyeri otot, dan lemas.

Selain itu infeksi juga mempengaruhi pencernaan yang dapat menyebabkan mual, ulu hati sakit, tidak nafsu makan dan minum.

Baca juga: 5 Bahan Alami yang Bermanfaat untuk Meningkatkan Memori Otak

Grafik suhu demam gejala DBD apabila digambarkan pola demamnya naik turun mirip pelana kuda.

Banyak orang yang lengah saat demam sudah turun padahal penderita mulai memasuki fase kritis.  Setelah berhasil melewati fase kritis, kondisi tubuh penderita akan membaik.

Sedangkan tanda DBD sembuh diantaranya demam tidak terlalu tinggi, gejala membaik, dan trombosit meningkat.