Filosofi Teras, Sinopsis, dan Kutipan Motivasi: Buku Pengantar Filsafat Panduan Moral Anak Muda,

Sinopsis Buku Filosofi Teras
Sinopsis Buku Filosofi Teras

Suroboyo.id – Buku Filosofi Teras adalah sebuah buku pengantar filsafat Stoa yang dibuat khusus sebagai panduan moral anak muda.

Buku tersebut menjawab permasalahan tentang tingkat kekhawatiran yang cukup tinggi dalam skala nasional, terutama yang dialami oleh anak muda.

Filosofi Teras dibuat dengan kolaborasi beberapa pihak, seperti ilustrator Levina Lesmana yang berjasa dalam pembuatan sampul buku dan penulisnya Henry Manampiring yang terinspirasi dari buku How to be a Stoic karya Massimo Piggliuci, seorang penulis kenamaan Italia yang juga penganut Stoisisme.

Baca juga: Bacaan Ayat Seribu Dinar Serta Keutamaannya: Diyakini Dapat Membuka Kelimpahan dan Rizki

Buku Filosofi Teras tersebut dilengkapi dengan beberapa data seperti survei kekhawatiran nasional dan juga wawancara dari beberapa tokoh yang dianggap ahli dalam hal psikologi.

Sinopsis Filosofi Teras

Filosofi Teras membahas tentang filsafat stoic yang dinilai mampu membekali manusia untuk tenang menghadapi persoalan.

Melansir dari laman Pembangunan Sosial Fisipol UGM, buku Filosofi Teras pada awalnya menceritakan survei kekhawatiran nasional yang semakin masif dan menyajikan sekilas kehidupan penulis yang penuh emosi negatif.

Lebih dari 2000 tahun lalu, ada sebuah mazhab filsafat yang menemukan akar masalah dan solusi dari banyaknya emosi negatif. Mazhab filsafat tersebut bernama stoisisme atau filosofi stoa.

Akan tetapi, Henry Manampiring mengenalkannya dengan istilah “Filosofi Teras” yang kemudian menjadi judul buku ini. Henry memperkenalkan filosofi teras sebagai solusi yang membantu kita untuk mengatasi emosi negatif serta menghasilkan mental seseorang menjadi tangguh dalam menghadapi naik turunnya kehidupan.

Buku Filosofi Teras mampu menggambarkan filsafat stoa secara sederhana dengan inti dikotomi kendali nasib manusia sehingga dari dikotomi kendali tersebut, manusia dapat menentukan hal-hal yang dapat membuatnya bahagia maupun tidak.

Buku Filosofi Teras berbeda dengan buku filsafat lain karena buku ini mampu menggambarkan analogi kejadian real di kehidupan sehari-hari dan penggunaan bahasa sesuai generasi Z.

Filosofi Teras befokus pada tujuannya untuk hidup dalam tenang dan terbebas dari emosi negatif. Salah satu value penting dari buku ini, yaitu bahwa kita menjalani hidup harus dengan selaras karena kehidupan berjalan sesuai kehendak pencipta-Nya dan selaras dengan alam.

Selain itu, value lain perlu diingat adalah jangan terlalu memikirkan hal yang belum terjadi ke depannya, biarkan berjalan sebagaimana mestinya. Namun, tetap diiringi dengan effort supaya mendapat hasil yang maksimal.

Baca juga: 3 Jenis Bacaan Sholawat Nabi Serta Keutamaan Membacanya

Kutipan Penuh Motivasi Dari Buku “Filosofi Teras”

Dalam buku ini, Ada banyak value yang bisa anda jadikan motivasi untuk membuat hidup Anda lebih baik. Berikut beberapa di antaranya “Manusia tidak memiliki kuasa untuk memiliki apapun yang dia mau, tetapi dia memiliki kuasa untuk tidak mengingini apa yang dia belum miliki, dan dengan gembira memaksimalkan apa yang dia terima.”

“Disinilah pentingnya memahami bahwa “kendali” bukan hanya soal kemampuan kita “memperoleh”, tetapi juga “mempertahankan”.”

“Kenyataannya, kekayaan, ketenaran, dan kesehatan memang bisa diusahakan untuk dimiliki, tetapi apakah kita yakin bisa sepenuhnya mempertahankannya?”

“Kamu tidak bisa dihina orang lain, kecuali kamu sendiri yang pertama-pertama menghina dirimu sendiri.” “It’s not things that trouble us, but our judgment about things.(Epictetus)”

“Artikel “The Problem With Positive Thinking”menyebutkan bahwa positive thinking justru sering menghambat kita. Beberapa eksperimen menunjukkan, mereka yang menerapkan positive thinking dalam berusaha mencapai tujuannya sering kali memperoleh hasil yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang tidak.”

“Jangan biarkan peristiwa yang ada [di depanmu] menggoyahkan dirimu. Katakanlah [pada peristiwa/kejadian itu], “Tunggu dulu! Biarkan saya memeriksamu sungguh-sungguh. Saya akan mengujimu terlebih dahulu.”