Sinopsis Novel Hujan Karya Tere Liye: Jangan Pernah Jatuh Cinta Saat Hujan

Novel Hujan
Novel Hujan

Suroboyo.id – Untuk para penggemar novel tentu sudah tidak asing dengan nama Tere Liye. Ia merupakan salah satu penulis Indonesia yang telah menulis banyak novel best seller.

Salah satu karya dari Tere Liye adalah novel berjudul Hujan. Novel Hujan terbit pada bulan Januari tahun 2016 oleh PT Gramedia Pustaka Utama.

Lalu bagaimana cerita di dalam karya apik Tere Liye yang berbentuk novel dengan judul Hujan tersebut? Dalam artikel ini akan kami sajikan sinopsis dari novel Hujan tersebut.

Penasaran dengan isinya? Yuk simak sinopsis novel Hujan berikut ini.

Baca juga: Ciri-Ciri Cerita Non Fiksi Beserta Jenis dan Contohnya

Sinopsis Novel Hujan Karya Tere Liye

Novel Hujan Karya Tere Liye
Novel Hujan Karya Tere Liye

Novel ini menceritakan tentang Esok dan Lail sebagai salah satu tokoh utama, keduanya dipertemukan setelah gunung meletus pada tahun 2042.

Efek letusan gunung yang dahsyat membuat seisi bumi menyisihkan manusia dan tersisa sekitar 10% manusia.

Esok yang memiliki nama panjang Soke Bahtera merupakan sosok anak muda yang pintar dan jenius, saat 16 tahun ia berpindah ke ibu kota untuk meneruskan sekolahnya dan ia berhasil membuat mobil terbang untuk pertama kalinya.

Baca juga: Review The Secret: Buku Best Seller Karya Rhonda Byrne

Sedangkan Lail sosok wanita sederhana yang tinggal di panti social sebagai relawan kemanusiaan dan mendapatkan pendidikan di sekolah perawat. Ia ternyata memiliki perasaan untuk Esok namun tidak dapat mengungkapkannya.

Cerita ini menggunakan latar di tahun 2041-20150 yang berarti menceritakan kecanggihan teknologi di masa depan, dan peran manusia akan tergantikan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Manusia juga semakin dimanja dengan berbagai teknologi yang sudah ada, seperti tidak perlu repot memasak, menjahit, dan beberapa aktivitas lainnya.

Konflik dari cerita ini saat Lail akan memodifikasi ingatannya di pusat terapi saraf dan ia ingin melupakan tentang hujan, kemudian Lail menceritakan tentang kehidupannya dari terjadinya bencana alam sampai tiba di pusat terapi syaraf.

Baca juga: Kitab Bulughul Maram PDF Versi Bahasa Arab dan Terjemahan Indonesia

Kutipan

“Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Barang siapa yang bisa menerima. Maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakannya”

“Jangan pernah jatuh cinta saat hujan, Karena ketika besok lusa kamu patah hati, Setiap kali hujan turun. Kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu”