Biografi Ali Bin Abi Thalib, Menantu Rasulullah yang Memiliki Gelar Karamallahu Wajhah

Ilustrasi Biografi Ali Bin Abi Thalib
Ilustrasi Biografi Ali Bin Abi Thalib

Suroboyo.id – Sayyidina Ali bin Abi Thalib merupakan salah satu sahabat nabi yang pertama kali memeluk Islam. Selain sahabat, beliau juga adalah anak angkat dan menantu dari Nabi Muhammad Saw.

Ali bin Abi Thalib adalah suami dari Siti Fatimah Az Zahrah putri baginda Nabi.

Yang mana dalam sejarahnya Ali bin Abi Thalib pernah hidup bersama Rasululah pada saat menerima wahyu pertama. SSehingga Ali merupakan manusia pertama yang menjadi umat Muslim sedari kecil.

Baca juga: Profil Gus Samsudin Jadab Ahli Spiritual dari Blitar yang Berseteru dengan Pesulap Merah

Masa Kecil Sang Sahabat Nabi yang Pemberani

Berdasarkan catatan banyak sejarah, dikatakan bahwa Ali Bin Abi Thalib lahir di Mekah pada hari Jumat 13 Rajab tahun 600 Masehi, sekitar 30 tahun setelah penyerangan pasukan Abrahah atau yang dikenal sebagai tahun gajah.

Ali dilahirkan dari salah satu keluarga paling terpandang dalam suku Quraisy, yaitu Bani Hasyim. Ayahnya bernama Abu Thalib yang merupakan paman Rasulullah Saw. dan Ibunya bernama Fatimah.

Mengutip dari situs IslamicFinder, saat Ali berusia 5 tahun suku Quraisy dilanda kemarau panjang yang mempengaruhi status ekonomi mereka di Mekah.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw. meminta pamannya Al-Abbas untuk membantu Abu Thalib selama krisis.

Mereka menawarkan Abu Thalib untuk merawat anak-anaknya. Al-Abbas memilih untuk merawat Jafar dan Nabi Muhammad Saw. mengambil Ali.

Selama di bawah asuhannya, Rasulullah senantiasa memberikan Ali setiap kebaikan dan kasih sayang di masa kecilnya.

Kebaikan Rasul tersebut yang kelak akan memengaruhinya selama sisa hidupnya. Ali hidup bersama Rasulullah saat Rasul menerima wahyu pertamanya.

Baca juga: Biodata Dinda Hauw Istri Rey Mbayang: Perjalanan Karir Asmara Hingga Keluarga

Oleh sebab itu, Ali merupakan manusia pertama yang menjadi umat Muslim sedari kecil.

Biografi Ali Bin Abi Thalib yang dikutip situs Britannica dari berbagai sumber Sunni, mengatakan bahwa Ali sangat terlibat di dalam pertahanan militer komunitas Islam saat itu.

Ali bahkan mengikuti banyak ekspedisi-ekspedisi kecil hingga perang-perang besar, tidak heran jika Ali mendapat julukan Asadullah atau Singa Allah.

Kecintaannya yang besar terhadap Nabi Muhammad Saw. juga membuatnya tidak takut jika harus kehilangan nyawanya sendiri dalam tugasnya melindungi Rasulullah Saw.

Mengutip buku Ali Bin Abi Thalib Sampai kepada Hasan dan Husein (2003: 54) diceritakan bahwa Ali tahan udara panas dan dingin.

Tenaganya di atas rata-rata orang biasa dan Ali dapat membanting penunggang kuda beserta dengan kudanya. Suara Ali lantang dan membuat hati musuh yang mendengarnya menjadi bergetar.

Pertempuran yang diikuti pada masa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Hampir semua peperangan beliau ikuti kecuali perang Tabuk karena mewakili nabi Muhammad untuk menjaga kotaMadinah.

Perang Badar

Beberapa saat setelah menikah, pecahlah perang Badar, perang pertama dalam sejarah Islam. Di sini Ali betul-betul menjadi pahlawan disamping Hamzah, paman Nabi.

Banyaknya Quraisy Mekkah yang tewas di tangan Ali masih dalam perselisihan, tapi semua sepakat beliau menjadi bintang lapangan dalam usia yang masih sangat muda sekitar 25 tahun.

Perang Khandaq

Perang Khandaq juga menjadi saksi nyata keberanian Ali bin Abi Thalib ketika memerangi Amar bin Abdi Wud.

Perang Khaibar

Setelah Perjanjian Hudaibiyah yang memuat perjanjian perdamaian antara kaum Muslimin dengan Yahudi, dikemudian hari Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut sehingga pecah perang melawan Yahudi yang bertahan di Benteng Khaibar yang sangat kokoh, biasa disebut dengan perang Khaibar.

Di saat para sahabat tidak mampu membuka benteng Khaibar, Nabi saw bersabda: “Besok, akan aku serahkan bendera kepada seseorang yang tidak akan melarikan diri, dia akan menyerang berulang-ulang dan Allah akan mengaruniakan kemenangan baginya.

Allah dan Rasul-Nya mencintainya dan dia mencintai Allah dan Rasul-Nya”. Maka, seluruh sahabat pun berangan-angan untuk mendapatkan kemuliaan tersebut.

Namun, temyata Ali bin Abi Thalib yang mendapat kehormatan itu serta mampu menghancurkan benteng Khaibar.