Suroboyo.id – Berikut ini adalah gejala gagal ginjal akut yang akhir-akhir ini menjadi ancaman bagi anak-anak di Indonesia.
Seperti yang diketahui bahwa hingga Selasa kemarin telah dilaporkan sebanyak 99 kasus bahkan sampai meninggal dunia akibat kondisi tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengatakan bahwa ada sejumlah penyakit yang dialami anak sebelum akhirnya terserang gagal ginjal akut.
Baca juga: BPOM Buka Suara Terkait Penyebab Gagal Ginjal Anak, Berikut Daftar Obat Sirup yang Dilarang
Diduga salah satu penyebab gejala ginjal akut tersebut yaitu akibat konsumsi obat sirup yang terkontaminasi dari etilen glikol (EG) dan Diatilen Glikol (DEG).
“Jadi kalau dilihat dari hasil penyelidikan epidermiologi yang kita lakukan, anak-anak ini semula mengalami demam dan gangguan saluran cerna, bentuknya bisa diare,” kata Dwi dalam konpers secara daring.
Beberapa penyakit yang semula dialami anak sebelum akhirnya terkena gagal ginjal diantaranya adalah:
- Diare
- Batuk pilek
- Masalah saluran napas
- Demam
Sebagaimana yang diketahui tiga penyakit tersebut membutuhkan pengobatan yang cukup cepat. Sehingga bukan tidak mungkin jika para orang tua akan langsung siap memberikan obat dalam bentuk cair yang saat ini dilarang sementara penggunaannya.
Untuk itu, Dwi juga mengatakan jikalau saat ini orang tua perlu lebih waspada. Sekaligus juga selalu menjaga kondisi kesehatan anak agar tidak mengalami masalah kesehatan yang memerlukan konsumsi obat penurun panas atau demam.
Baca juga: Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Anak di SDN 3 Nglinduk
Penyakit ini berkembang dengan cukup cepat dan mendadak.
JIka tidak segera ditangani secara tepat, kondisi ini dapat berujung fatal bahkan akan menyebabkan kematian.
Untuk itu, orang tua juga perlu mewaspadai beberapa gejala gagal ginjal akut yang banyak dialami pasien.Salah satu yang paling khas adalah frekuensi buang air kecil yang berkurang.
Segera hubungi dokter maupun fasilitas layanan kesehatan jika si kecil buang air kecil kurang dari 5-6 kali dalam sehari.