suroboyo.id – Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, kembali terjerat dalam kontroversi yang menimbulkan perbincangan. Kali ini, perhatian tertuju pada insiden di mana Armuji dihadapkan pada kritik siswa SMK Prapanca 2. Sebelumnya, Armuji telah memberikan janji kepada siswa dan staf sekolah tersebut bahwa ia akan membuka kembali bangunan sekolah yang sempat terkendala oleh masalah sengketa bangunan. Namun, kenyataannya janji tersebut tak bisa diwujudkan.
Kejadian berawal dari informasi yang diterima oleh Armuji melalui Rumah Aspirasi miliknya. Berdasarkan informasi tersebut, Armuji kemudian berkomitmen untuk mengunjungi sekolah dan membuka gembok pagar sekolah. Tujuannya adalah untuk memungkinkan para siswa kembali belajar di lingkungan sekolah mereka. Sebelumnya, 97 siswa telah mengungsi ke kampus Stikosa-AWS dalam beberapa waktu.
Ketika Armuji tiba di lokasi pada pukul 09.00 WIB, ia disambut oleh sejumlah siswa SMK Prapanca 2. Dengan tekad, Armuji berjanji akan membuka gembok pagar sekolah. Namun, setelah memeriksa kondisi sekolah, Armuji mengakui bahwa ia tak dapat memenuhi janjinya tersebut. Hal ini disebabkan oleh keterlibatan gedung sekolah dalam proses gugatan hukum yang masih berlangsung.
Kejadian ini telah menimbulkan sejumlah pertanyaan dan kritik terhadap komitmen serta transparansi pemerintah terkait penyelesaian sengketa bangunan sekolah dan dampaknya terhadap pendidikan para siswa.
Para siswa harus merasakan dampak yang kurang menyenangkan setelah menerima janji yang diberikan dengan cepat oleh Armuji, namun pada kenyataannya tidak dapat diwujudkan. Setelahnya, Armuji naik ke dalam mobil dan bersiap untuk meninggalkan lokasi sekolah.
Hal itu membuat salah satu siswa kelas XI Jurusan Broadcasting SMK Prapanca 2 DSH kesal. Hingga siswa itu mendatangi mobil Armuji lalu menanyakan kepada Wawali Surabaya dengan nada tinggi. Dia bahkan sempat menggedor kaca mobil Armuji, tapi Shendy tak digubris dan mobil Armuji terus melaju.
“Pak, pak, pak! Bukak poo! Hei! Yaopo rek?” Kata DSH saat mengejar hingga menggedor kaca mobil Armuji, Jumat (25/8/2023).
DSH mengaku kecewa dengan Wawali Surabaya, sebab dirinya sempat merasa senang ketika mendapat janji manis dari Armuji. Tetapi pada kenyataannya harapannya bisa belajar di sekolahnya sendiri pupus.
“Saya kecewa. Belum juga bisa masuk gedung sekolah. Karena saya dan teman-teman berharap Pak Armuji bisa membantu kami masuk ke gedung sekolah lagi,” ujarnya.
Mengenai hal itu, Armuji mengatakan bahwa beberapa hari lalu dirinya memang mendapat laporan masuk ke rumah aspirasi, bahwa 97 siswa numpang sekolah di kampus AWS.
Namun, saat dirinya melakukan pengecekan, pada akhirnya dia mengaku tidak bisa membuka gerbang sekolah karena gugatan itu telah masuk di PN Surabaya. Dirinya sebagai bagian dari pemerintah tidak berwenang membuka gerbang sekolah yang sedang ada masalah sengketa.
“Kalau kami yang buka, ya salah. Karena artinya dalam gugatan itu dalam pengadilan, kita nggak boleh, kita harus mengikuti proses hukumnya dulu,” kata Armuji.
Ia berharap dari permasalahan sengketa yang dihadapi Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT) dan kepala sekolah yang lama Soewandi bisa segera diselesaikan. Sehingga siswa bisa kembali menempati gedung sekolah dan belajar dengan tenang.
“Supaya yang bersengketa SMK Prapanca ini terketuk hatinya, jangan melihat permusuhan, supaya siswa bisa menempati yang di situ. Nanti yang menang yang akan mengelola,” pungkasnya.
Diketahui, Kepala SMK Prapanca 2 yang lama, Soewandi tidak mau diberhentikan padahal umurnya sudah lebih dari 60 tahun. Selanjutnya YPWJT mengeluarkan Keputusan Pemberhentian Soewandi dengan SK No. 02/YPW-JT/Kep/III/2021 tanggal 17 Maret 2021.