Berita  

Drama Kolosal Perobekan Bendera, Calon Event Nasional yang Mendebarkan

suroboyo.id – Drama kolosal tahunan yang menggambarkan peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, sekarang dikenal sebagai Hotel Majapahit Surabaya, berpotensi untuk menjadi salah satu agenda nasional yang spektakuler.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengungkapkan bahwa sejumlah agenda telah diajukan untuk dimasukkan dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) tahun 2024 mendatang.

Salah satu dari agenda tersebut adalah refleksi perobekan bendera Belanda, yang saat ini sedang dalam tahap peninjauan dan perbaikan. Eri menjelaskan, “Selain itu, kami juga telah mendaftarkan Parade Bunga dan Parade Juang 10 November. Kami berharap banyak acara menarik lainnya yang akan masuk ke kalender pariwisata, selain dari ajang Rujak Uleg.”

Ia menekankan bahwa semakin meningkatnya antusiasme penonton terhadap drama kolosal perobekan bendera Belanda setiap tahunnya adalah bukti bahwa semangat perjuangan Kota Surabaya semakin merasuk dalam jiwa para pemuda Surabaya.

“Kalau kita melihat teatrikal penyobekan bendera ini filosofi bagaimana rakyat Surabaya, waktu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan gagah beraninya menyobek bendera warna biru sehingga menjadi warna merah putih,” jelasnya.

Refleksi itu, lanjutnya, mengibaratkan masyarakat harus berani merobek hal negatif. Seperti kebodohan, kemiskinan, stunting, pengangguran.

“Semoga semangat para pejuang di Surabaya semangatnya Bung Karno Bung Tomo dan semua pahlawan yang ada di Surabaya dan Indonesia bisa tetap merasuk di darahnya arek-arek Suroboyo,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, baru satu agenda Pemkot Surabaya yang berhasil masuk KEN 2023, yakni Festival Rujak Uleg yang digelar Mei lalu di kawasan Kya-Kya Kembang Jepun.

Usai itu, event-event tahunan lain di Surabaya turut didaftarkan agar lolos kurasi KEN 2024 mendatang. Mulai Parade Juang, Parade Bunga, Surabaya Vaganza, Surabaya Cross Culture Festival. Terbaru, Refleksi perobekan bendera di Hotel Majapahit.

“Karena kemarin rujak ulek itu kalau bisa jangan dibuat satu hari tapi tiga hari permintaan dari Kementerian. Nanti akan berpindah tempat karena tiga hari akan banyak yang datang,” ujarnya.