suroboyo.id – Tiga relawan dari Medical Emergency Rescue – Committee (MER-C) telah memutuskan untuk tetap berada di Gaza dengan tujuan memberikan bantuan kepada warga Palestina yang terus menjadi korban dari agresi Israel.
Salah seorang relawan MER-C di Jalur Gaza, Fikri Rofiul Haq, menyampaikan melalui pesan suara bahwa dirinya dan dua rekannya telah memutuskan untuk tidak melakukan evakuasi, tetapi bertekad untuk terus memberikan pasokan makanan dan obat-obatan kepada warga Gaza.
Fikri menjelaskan, “Kami, bersama dengan dua relawan MER-C lainnya, memilih untuk tidak dievakuasi karena kami berkomitmen untuk terus menyediakan suplai makanan dan obat-obatan kepada warga Gaza, terutama di Rumah Sakit Indonesia.”
Ia juga menambahkan bahwa saat ini lebih dari 2.000 warga Gaza mencari perlindungan di Rumah Sakit Indonesia, setelah melarikan diri dari serangan Israel di kawasan tersebut, yang telah mengakibatkan lebih dari 9.000 orang tewas.
Rumah Sakit Indonesia telah merawat lebih dari 3.500 korban luka dan menerima 1.200 korban jiwa, memberikan bantuan medis yang sangat diperlukan bagi warga Gaza yang terluka dan terdampak oleh konflik tersebut.
Fikri turut menyampaikan situasi krisis yang kini dihadapi Rumah Sakit Indonesia. RSI saat ini harus bertahan dengan mengandalkan satu generator pembangkit listrik untuk merawat ribuan orang yang terluka.
Kondisi ini pun terpaksa membuat pihak rumah sakit mengurangi pemakaian listrik di sejumlah besar ruangan pasien.
“Ruangan-ruangan pasien terjadi pengurangan pemakaian listrik. Ini bertujuan untuk menghemat bahan bakar dan pihak Rumah Sakit Indonesia saat ini mengutamakan aliran listrik ke lantai satu karena di sana terdapat ruang gawat darurat,” ucapnya.
“Memang sampai saat ini Rumah Sakit Indonesia masih mengalami krisis bahan bakar serta obat-obatan,” lanjut dia.
Sejak perang Hamas vs Israel pecah 7 Oktober lalu, Israel memblokade total Jalur Gaza dan melarang masuk bahan bakar, dengan alasan takut dimanfaatkan Hamas.
Seluruh rumah sakit di Gaza pun nyaris lumpuh karena tak bisa mendapatkan listrik untuk mengoperasikan peralatan medis. Rumah sakit juga kehabisan obat-obatan sampai air bersih untuk merawat pasien.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga mengatakan tiga warga negara Indonesia (WNI) di Gaza memutuskan tetap berada di daerah kantong ini dan tidak ingin dievakuasi.
Ketiganya adalah relawan MER-C yang saat ini berada di Gaza utara, di sekitar Rumah Sakit Indonesia.
“Terdapat juga tiga WNI relawan MER-C yang tinggal di Gaza utara, di sekitar Rumah Sakit Indonesia. Dan sejak awal kita juga sudah lakukan komunikasi dengan beliau-beliau bertiga, dan dari komunikasi sejauh ini beliau-beliau memutuskan untuk tinggal di Gaza. Kita akan terus melakukan komunikasi dengan para WNI tersebut,” kata Retno dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jumat (3/11).
Retno mengatakan selain ketiga relawan, ada 7 WNI lain di Gaza, di mana 4 WNI dan 1 istri WNI sudah berhasil dievakuasi per Kamis (2/11).
Satu keluarga lagi yang terdiri dari 3 WNI (suami dan 2 anak) dan seorang istri berkewarganegaraan Palestina masih belum bisa dievakuasi karena terhambat proses administrasi.
“Mereka kemarin tanggal 2 November sudah sampai di pintu Rafah (sisi Gaza), namun masih terdapat beberapa isu administrasi yang sedang berusaha diurus dan diselesaikan,” ucap Retno.