Surabaya Memimpin sebagai Kota Percontohan Program Kota Ramah Anak Dunia

suroboyo.id – Surabaya memuncaki prestasi sebagai kota percontohan pertama di Indonesia dalam menjalankan program tahunan Child Friendly Cities Initiatives (CFCI), sebuah forum tingkat dunia untuk menciptakan kota yang ramah kepada anak-anak.

Penandatanganan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Program CFCI United Nations Children’s Fund (Unicef) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menandai langkah awal ini.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan kesiapannya untuk menjadi anggota CFCI, didasarkan pada predikat Kota Layak Anak tingkat Utama yang berhasil diraih sebanyak tujuh kali berturut-turut.

“Tanda tangan ini mengharapkan Surabaya menjadi kota ramah anak secara internasional. Meskipun hanya kurang satu angka dari skor penuh 901 untuk predikat paripurna, tujuan sebenarnya bukan itu. Kami ingin Surabaya mengutamakan hak anak-anak.

Kita hanya menjaga rumah ini untuk anak-anak kita. Mari bersama-sama mempersiapkan kota untuk masa depan. Insyaallah, Surabaya akan dipandu oleh Unicef menjadi Kota Layak Anak,” ungkap Eri setelah penandatanganan di Balai Pemuda Alun-Alun Kota Surabaya pada Selasa (14/11/2023).

Pemkot berkomitmen, akan melakukan langkah-langkah yang cepat dan tepat menangani kasus berkaitan dengan anak.

“Unicef mengatakan ada hal apapaun itu terjadi di kota ramah anak di luar negeri. Tapi bagaimana langkah yang dilakukan di pemkot itu yang dijadikan kota ramah anak. Itu jadi komitmen kami,” terangnya.

Setelah penandatanganan ini, sambungnya, pemkot akan memfokuskan langkah-langkah Surabaya sebagai kota ramah anak.

“Akan buat modul barengan dengan Unicef, Bappenas, puspaga di Balai RW, sinau di Balai RW, sehingga anak Surabaya berani berpendapat, berani komitmen dan tidak ada bullying,” tambahnya.

Ia berharap, upaya menjalankan program kerja CFCI ini bisa mengantar Surabaya mendapat predikat paripurna sekaligus jadi anggota CFCI.

“Iya. Menteri (PPA) menyampaikan kita berturut-turut dan nilai kita paling tinggi se-Indonesia. Yang saya bangun sekarang, merubah SDM-nya, kader, RT/RW, merubah mindset bahwa anak-anak future leader maka sediakan tempat kesempatan untuk mereka. Termasuk diikutkan Musrenbang,” imbuhnya.

Sementara Tubagus Arie Rukmantara, Kepala kantor Unicef Perwakilan Indonesia untuk Wilayah Jawa mengapresiasi, 829.348 anak Surabaya yang mendukung Surabaya naik kelas.

“Kenapa butuh setahun, Unicef jawab surat wali kota 12 Desember 2022, baru sekarang kita memberi jawaban proses dimulai karena ini harus meyakinkan berlanjut, bukan hanya keinginan dapat logo atau simbol atau trofi,” terangnya.

Arie yakin, Surabaya bisa menjadi kota yang ramah anak dan siap mendampingi.

“Ternyata 2014 lalu, Surabaya sudah berusaha jadi KLA. Baru dapat pratama terus nindya dan 2017 sampai sekarang kategori utama. Jadi kita percaya, kemungkinan keberlanjutan itu besar sekali. Jadi kalau CFCI kemungkinan berlanjut,” tandasnya.