Berita  

Ratusan Pengungsi Rohingya Bertahan di Sabang Aceh Meski Ditolak oleh Masyarakat Lokal

suroboyo.id – Sejumlah 139 pengungsi Rohingya masih bertahan di Sabang, Aceh, meskipun keberadaan mereka mendapat penolakan dari masyarakat setempat.

Mereka saat ini ditempatkan di Dermaga CT 1 Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), yang berjarak sekitar 500 meter dari pintu gerbang masuk dermaga.

Pantauan di lokasi penampungan pada Jumat (8/12) menunjukkan bahwa pengungsi Rohingya beraktivitas seperti biasa. Beberapa dari mereka sedang mandi di tangki yang disediakan, mencuci dan menjemur pakaian, sementara yang lain tertidur-tiduran.

Anak-anak di lokasi terlihat asyik berlari-lari di sekitar area penampungan, menciptakan gambaran kehidupan mereka yang penuh ketidakpastian di tengah penolakan dari masyarakat sekitar.

Fasilitas lainnya seperti tempat sanitasi juga disediakan. Setidaknya ada 6 kamar mandi portable diletakkan yang jaraknya hanya 15 meter dari tenda pengungsi Rohingya.

Kemudian tenda yang digunakan para pengungsi yaitu tenda terbuka, hanya ada penutup di atas tanpa penutup samping dan beralas terpal. Sehingga jika hujan dipastikan mereka akan basah.

Tenda yang digunakan sebanyak 4 unit. 2 di khususkan untuk tempat perempuan dan anak-anak dua unit tenda bagi pria dewasa. Jarak antar tenda hanya 2 meter.

Sementara, pada pukul 10:00-12:00 WIB tidak ada penjagaan ketat di area pengungsi baik dari pihak UNHCR maupun aparat kepolisian.

Sekitar 4 personel kepolisian hanya berjaga-jaga di depan luar gerbang pintu masuk ke dermaga. Aktivitas di depan pintu masuk juga lengang tanpa adanya kerumunan warga seperti situasi tiga hari ke belakang.

Lokasi pengungsi ini sangat dekat dengan objek wisata di Sabang seperti tugu merah putih dan pusat kuliner.

Jaraknya hampir bersebelahan yang hanya dibatasi dengan pagar beton setinggi 3 meter lalu berjarak 2 meter dari pagar pembatas laut.

Baca Juga :   Ricciardo Kunjungi ‘Dokter MotoGP’

Pengamatan sumber, rata-rata para pemuda Rohingya dilokasi penampungan itu fasih berbahasa Inggris dan hanya beberapa saja yang mengerti bahasa melayu.

Seorang pengungsi, Muhammad Rasyid mengatakan bahwa dirinya sangat bersyukur bisa tiba di Indonesia setelah 14 hari perjalanan laut dari Bangladesh.

Ia mengaku, mereka melakukan perjalanan ke Indonesia karena situasi yang tidak memungkinkan untuk tinggal di kamp pengungsian di Bangladesh.

“Kami naik kapal 14 hari ke sini dan tujuan kami memang ke sini (Aceh),” kata Rasyid, Jumat (8/12).

Diketahui 139 pengungsi Rohingya ini merupakan gelombang kedua yang tiba di Sabang pada Sabtu (2/12). Sementara untuk gelombang pertama sudah ditempatkan di gedung bekas kantor Imigrasi Kota Lhokseumawe.