Canggih, Perusahaan Listrik China Pekerjakan AI Sebagai Tenaga Inspeksi
Perusahaan China Pekerjakan AI Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan jadi fenomena baru dalam kehidupan manusia. Pengembangan AI yang kian dominan membuat teknologi mutakhir itu kian diminati. Tak hanya sebagai alat yang dipakai manusia untuk mempermudah pekerjaan, keberadaan AI juga berkontribusi dalam perkembangan riset ilmiah dan teknologi multi sektoral. Kelahiran dan penciptaan AI dianggap sebagai salah satu wujud kesempurnaan kehidupan modern yang diinisiasi manusia dari masa ke masa. AI juga disebut sebagai tetanda bahwa peradaban manusia telah sampai pada tahap yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Meski sangat digandrungi oleh publik, namun sejumlah polemik sejatinya masih membayangi eksistensi AI di tengah kehidupan manusia. Kecerdasan buatan diakui sangat membantu dan membanggakan. Walau demikian, kekhawatiran dan kritik terhadap pemanfaatan AI juga muncul dari berbagai pihak. AI diyakini sebagai teknologi yang tidak sepenuhnya aman. Ada potensi bahaya luar biasa di dalamnya.
Perusahaan China Pekerjakan AI – perangkat teknologi canggih
Seperti yang sudah diketahui, AI adalah perangkat teknologi canggih berbasis komputer dan internetisasi yang sepenuhnya diciptakan oleh manusia. Pada dasarnya, pengembangan AI tercetus dengan harapan dan visi supaya tugas dan pekerjaan manusia dapat lebih diringankan. AI diproyeksikan sebagai pelayanan yang patuh kepada manusia sebagai pembuatnya.
Namun, sejalan dengan fungsi AI yang terus meningkat dan realitas kecerdasan mereka yang sedemikian mencengangkan, banyak pihak yang menganggap AI menyimpan bahaya tersendiri. Kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki AI dipercaya tidak selamanya berdampak baik bagi manusia sehingga hal itu tak boleh diremehkan. Orang-orang yang skeptis menganggap keberadaan AI dapat membawa kehancuran.
Skema kehancuran manusia yang disebabkan oleh AI bisa saja dan memang sangat mungkin terjadi. Bagaimana pun AI bisa disamakan dengan virus atau wabah. Kecerdasan buatan ini dapat terus berevolusi secara otonom. Otonomi AI dalam menjalankan program-programnya mungkin akan membuat teknologi ini berjalan di luar kendali. Dampak buruk yang paling mengerikan ialah, probabilitas AI melakukan serangan fatal kepada manusia. Para pengkritik menggambarkan, keganasan AI dapat melebihi apa pun. Jika AI mampu berjalan secara otonom dan manusia tidak mampu mencegahnya, maka kehidupan manusia di seluruh dunia berada dalam bahaya. Sejumlah pihak menyebut peluang kehancuran besar itu sebagai kiamat AI.
China Tidak Takut, Malah Memperkerjakan AI
Di tengah gonjang-ganjing ancaman AI, nyatanya teknologi tersebut masih terus dikembangkan. Hal itu sejalan dengan popularitas AI yang kian meningkat. AI kini sudah dapat diakses oleh siapa saja. Kecerdasan buatan itu sekarang banyak dipakai untuk melakukan berbagai riset, menciptakan visual sempurna dalam dunia seni, hingga ditempatkan pada pos-pos tugas yang dahulu dikerjakan oleh manusia.
Salah satu aplikasi AI dalam skala cukup besar seperti yang saat ini berlangsung di China. Sebagai raksasa teknologi dunia, AI disambut sangat baik di negara tirai bambu. Sejak awal China memang sangat tertarik dan sangat serius dengan inovasi AI. Dalam situs Databoks diungkapkan, dari 10 investor AI terbesar di dunia, China berada di urutan ke 2 setelah Amerika Serikat.
Keseriusan China dalam menggarap AI kini sudah membuahkan hasil. Seakan tak terganggu dengan kritik dan ketakutan sejumlah pihak di luar sana, China terus memberdayakan proyek AInya. Di China, tepatnya di provinsi Yunnan, AI sudah mendapatkan tempat tersendiri. Perusahaan listrik di Yunnan menggunakan AI sebagai tenaga inspeksi kelistrikan. Proyek ambisius tersebut mulai terealisasi sejak awal tahun 2024 ini.
Sebelum diterapkan di provinsi Yunnan, China juga sudah mengaplikasikan program AI dengan tujuan dan cara yang sama di provinsi Guizhou. Percobaan yang dilakukan di wilayah itu ternyata kinerjanya sangat memuaskan. Oleh karena itu China terus melakukan ekspansi progresif dalam penerapan teknologi AI. Kehadiran tenaga AI di Yunnan menunjukkan komitmen China yang akan terus mendukung pemutakhiran AI.
Baca juga : April 2024 HP dengan RAM 16 GB
Perusahaan China Pekerjakan AI – Gantikan Tenaga Manusia
Sebagai teknologi yang dibuat untuk mengatasi kerumitan, AI di pembangkit listrik Yunnan memang bekerja dengan sangat baik. Penggunaan AI membuat proses inspeksi berjalan lebih cepat dan akurat. Selain itu, penggunaan AI juga mensubtitusi peran manual yang selama ini dilakukan oleh manusia.
Program AI ini bertugas untuk melaksanakan pemeriksaan berkala pada hampir 700 gardu listrik yang ada di Yunnan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, pengembang melengkapi sistem ini dengan drone, kamera, serta sistem robotik gerak yang dirancang sangat efisien. Media lokal juga mengungkapkan, teknologi ini sangat hemat waktu. AI dapat melakukan semua pekerjaan tersebut hanya dalam waktu 5 menit saja. Sedangkan saat masih dilakukan oleh manusia, biasanya proses inspeksi membutuhkan waktu hingga 5 jam.
Perusahaan listrik China mengaku puas dengan kinerja yang mereka dapatkan. Oleh sebab itu, dalam dua tahun ke depan proyek ini akan terus didukung dan disebarluaskan. Penggunaan AI sebagai tenaga inspeksi membuat pekerjaan tersebut berjalan dengan lebih mudah. Sebab AI memangkas waktu bekerja manual, menjembatani halangan yang terjadi di lapangan, serta lebih hemat anggaran dan memangkas dana operasional.