suroboyo.id – Sistem Iron Dome yang dimiliki oleh Israel dikabarkan mengalami kegagalan dalam menghentikan serangan roket yang dilancarkan oleh Hamas.
Meskipun dikenal sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling efektif di dunia, serangan mendadak oleh kelompok militan ini berhasil melewati pertahanan Iron Dome.
Serangan tersebut terjadi pada akhir pekan yang lalu, dan analis strategi pertahanan senior dari Australian Strategic Policy Institute, Malcolm Davis, menjelaskan bahwa meskipun Iron Dome berusaha untuk mengintersep roket-roket Hamas di udara, keterbatasan jumlah rudal pencegat yang dapat diluncurkan secara bersamaan menjadi salah satu faktor kunci yang memengaruhi keberhasilannya.
“Anda dapat melihat rekaman sistem pertahanan Iron Dome Israel yang berusaha untuk menghentikan roket-roket Hamas di udara. Namun, jumlah rudal pencegat yang tersedia pada saat bersamaan adalah terbatas,” ungkap Davis kepada ABC.
Serangan roket Hamas ini ditujukan ke wilayah Israel bagian selatan dan tengah, termasuk kota Tel Aviv dan Yerusalem. Salah satu dari roket tersebut bahkan mengenai sebuah rumah sakit di Ashkelon.
Hamas mengklaim 5.000 roket diluncurkan dalam 20 menit. Sebagai balasan, Angkatan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan 2.200 peluru ditembakkan namun tak merilis berapa banyak serangan Hamas yang berhasil dicegat.
Nournews Iran juga menyinggung kegagalan itu menimbulkan pertanyaan terkait klaim Israel soal kehebatan rudal pencegatnya. Disebutkan pula bahwa Israel tidak bisa memprediksi serangan operasi Hamas.
“Iron Dome mereka hanyalah kubah jerami di atas istana pasir,” ucap Nournews.
Meski ada yang menyebut gagal, direktur dan pendiri Strategic Analysis Australia, Michael Shoebridge mengungkapkan Iron Dome masih yang terbaik. Bahkan, serangan Hamas disebutnya bukan kegagalan rudal tersebut.
“Pertahanan udara masih luar biasa mengesankan,” kata dia.
Cara Kerja Iron Dome
Iron Dome dikembangkan oleh Rafael Advance Defense Systems. Sistem itu punya tiga elemen yakni peluncur dan pencegat (launcher dan interceptor), radar multi-misi berbasis darat dan sistem kontrol.
Sistem ditarik truk dan akan menembakkan rudal. Radar akan menunjukkan lokasi untuk mendeteksi sasaran dan meledakkannya.
Laman ABC menuliskan, Israel memiliki 10 baterai Iron Dome dan semuanya dikerahkan di seluruh negara tersebut. IDF menyebutkan semua sistem itu dapat menjangkau serangan berukuran kota, sekitar 4-70 km.
Tiap baterai juga diklaim bisa bertahan hingga 155 kilometer persegi. Satu baterai mencakup tiga hingga empat peluncur dan setiap peluncur memiliki hingga 20 pencegat.
Harganya juga tak main-main. Dilaporkan tiap baterai senilai US$100 juta (Rp 1,5 triliun) dan rudal pencegat US$50 ribu (Rp 785 juta).
Israel juga memikirkan untuk tetap bisa hemat dalam pertempuran. Mereka akan menggunakan sistem radar untuk menentukan apakah roket yang ditembakkan ke negara itu akan menuju wilayah berpenduduk atau tidak.
Jika hasil analisisnya mengatakan tidak, maka roket tidak akan dicegat dan dibiarkan mendarat.