suroboyo.id – Pelaksanaan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza menghadapi potensi penundaan, yang dapat memengaruhi jadwal pembebasan sandera di Gaza menjadi paling cepat Jumat (24/11) waktu setempat.
Pernyataan dari Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, menegaskan adanya penundaan dalam implementasi gencatan senjata.
Meskipun demikian, Hanegbi menekankan bahwa pembicaraan mengenai pembebasan sandera terus berlangsung, dan persyaratan yang telah disepakati dalam kesepakatan Israel-Hamas akan tetap dilaksanakan sesuai rencana.
Saat ini, belum ada penjelasan lengkap atau konfirmasi resmi dari Israel terkait alasan penundaan ini. Situasi ini menimbulkan ketidakpastian terkait waktu pelaksanaan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Laporan Al Jazeera menyebut ada spekulasi dan kebocoran yang dilakukan pejabat keamanan dan politik Israel di media Israel.
Ada juga sumber yang mengatakan bahwa masih ada beberapa perubahan akhir yang perlu diselesaikan, dan beberapa pihak juga belum menandatangani perjanjian resmi.
Namun semua informasi dari sumber-sumber ini belum dapat dikonfirmasi, dan hanya bersumber dari bocoran media-media Israel.
Sebelumnya media penyiaran publik Israel, Kan, mengutip seorang pejabat Israel yang mengatakan bahwa ada penundaan selama 24 jam karena perjanjian ini belum ditandatangani oleh Hamas dan Qatar selaku mediator perundingan.
Tapi pejabat itu memastikan mereka optimis perjanjian gencatan senjata akan terlaksana, ketika sudah ditandatangani.
“Tidak ada yang mengatakan akan ada pembebasan [sandera] besok kecuali media. Kami harus memperjelas bahwa tidak ada rencana pembebasan sebelum hari Jumat, karena ketidakpastian yang dihadapi keluarga sandera,” demikian dikutip Kan dari sumber di kantor PM Benjamin Netanyahu.
Laporan media Israel lain juga melaporkan bahwa penghentian pertempuran dengan Hamas juga tidak akan dimulai, sebelum hari Jumat.
Sementara situs berita Israel Ynet, seperti dilansir Reuters, melaporkan bahwa Israel belum menerima nama-nama sandera yang dijadwalkan akan dibebaskan oleh milisi Hamas.
Rabu (23/11) malam waktu setempat, dalam pernyataan persnya PM Netanyahu tidak menyebutkan potensi penundaan implementasi kesepakatan gencatan senjata.
Dalam kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas yang dimediasi Qatar, akan ada 50 dari total 240 sandera di Gaza yang bakal dibebaskan milisi Hamas. Sebagai balasan, Israel juga akan membebaskan 150 tahanan Palestina dari penjara Israel.
Selain pelepasan sandera, kesepakatan ini juga mencakup pemberian izin masuk ratusan truk bantuan kemanusiaan ke Gaza, penghentian pertempuran di seluruh wilayah Gaza, dan kemungkinan perpanjangan gencatan jika jumlah sandera yang bebas ditambah oleh Hamas.
Meski begitu, dunia hingga kini masih menunggu kapan gencatan senjata ini efektif dilaksanakan di Gaza.