Nilai Rupiah Melemah Akibat Konflik Iran-Israel? Ini Faktanya
Mengapa Nilai Rupiah Melemah Belakangan ini, dunia dihebohkan oleh serangan yang dilaukan oleh Iran, yang mana serangan tersebut ditujukan kepada Israel. Hal tersebut dipicu oleh serangan Israel yang dilakukan pada tanggal 1 April 2024 silam, pasalnya Israel melakukan serangan ke gendung konsulat Iran yang berada di Damaskus, Suriah. Serangan yang dilakukan oleh Israel di Gedung Konsulat tersebut menewaskan pejabat Korps Garda Revolusi Islam.
Akibat adanya konflik tersebut, tentunya membuat ketegangan yang ada di Kawasan Timur Tengah semakin meningkat. Ketegangan di Kawasan tersebut semakin meningkat karena pada tahun lalu, tepatnya pada tanggal 7 Oktober 2023 terjadi serangan yang dilakukan oleh Hamas yang hingga saat ini meskipun opsi gencatan senjata telah diajukan, konflik yang terjadi belum kunjung benar-benar usai.
Serangan balik yang dilakukan oleh Iran kepada Israel ternyata membuat Israel melakukan serangan kembali kepada Iran. Akibat dari adanya konflik yang menyebabkan ketegangan geopolitik tersebut, khusnya di Kawasan Timur Tengah. Tak hanya itu, tetapi konflik yang terjadi antara Iran dan Israel memiliki potensi untuk terjadinya infalsi global dan juga dapat terjadinya peningkatan harga komoditas.
Mengapa Nilai Rupiah Melemah – adanya konflik
Selain itu juga akibat dari adanya konflik tersebut yang terjadi antara Iran dan Israel membuat para investor tidak ingin untuk mengambil resiko untuk melakukan investasi, sehingga para investor tersebut lebih memilih asset safe haven, misalnya seperti dollar AS. Dimana dollar AS dijadikan acuan dan juga merupakan mata uang yang paling memiliki power dibandingkan dengan mata uang lainnya maka hal tersebut menjadi salah satu dampak bawa rupiah melemah.
Asset safe haven sendiri merupakan suatu asset investasi yang nilainya akan tetap stabil ketika terjadi situasi tidak aman dan ketidakstabilan ekonomi dalam lingkup global, misalnya seperti disebabkan oleh inlasi, perang, maupun resesi. Nilai yang ada pada asset safe haven tersebut akan tetap stabil meskipun harga-harga barang pokok maupun harga barang berharga lainnya tidak stabil karena mungkin dipengaruhi oleh beberapa sektor, misalnya seperti sektor politik, sektor sosial, maupun sektor perekonomian.
Pada hari ini, tepatnya pada tanggal 20 April 2024, nilai rupiah semakin melemah. Saat ini nilai per 1 dollar AS mencapai Rp16.218,25. Nilai tukar mata uang Rupiah melemah, salah satunya dikarenakan meningkatnya ketegangan geopolitik yang terjadi di Kawasan Timur Tengah dan juga terkait dengan ekspetasi pasar akan pudarnya pemangkasan suku bunga oleh bank sentral The Federal Reserve (The Fed). Tauhid Ahmad menyatakan bahwa saat ini Indonesia memiliki tingkat impor yang signifikan, yang dapat berdampak negatif pada negara karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa nilai rupiah yang melemah telah terjadi sebelum konflik Iran-Israel berlangsung.
melancarkan serangannya
Hal tersebut terjadi karena kemarin, tepatnya pada tanggal 19 April 2024 Israel Kembali melancarkan serangannya ke Iran. Sebagaimana yang dikatakan oleh pejabat senior AS kepada ABC News, yang mana Israel menjatuhkan rudal sebagai respons terhadap serangan Iran, yang pada saat sebelumnya Iran melakukan serangan kepada Israel dengan mengirim lebih dari 300 drone dan rudal tanpa awak.
Selain karena konflik yang terjadi antara Iran dan Israel, melemahnya rupiah juga disebabkan oleh penurunan harapan akan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS. Saat ini, ada pergeseran dalam ekspektasi pelaku pasar terkait kemungkinan penurunan suku bunga tersebut.
Pada akhir tahun 2023, pasar meramalkan bahwa penurunan suku bunga akan terjadi pada bulan Maret 2024. Namun, proyeksi tersebut bergeser menjadi bulan April, dan saat ini telah bergeser lagi ke bulan September 2024, bahkan kemungkinan hanya terjadi sekali pada akhir tahun ini.
Tidak hanya di Indonesia saja, tetapi nilai mata uang juga melemah dibeberapa negara yang ada di Kawasan Asia, misalnya seperti Won Korea Selatan mengalami pelemahan sebesar 0,64 %, Peso Filipina turun sebesar 0,73 %, Yuan China turun sebesar 0,03 %, dan Bath Thailand turun sebesar 0,2 %.
Mengapa Nilai Rupiah Melemah – mengalami kenaikan
Sedangkan pada negara lain yang masih berapa di Kawasan Asia, terdapat negara yang malah mengalami kenaikan atau bahkan tetap berada dinilai biasanya, misalnya seperti Ringgit Malaysia mengalami penguatan sebesar 0,05 %, Dolar Singapura naik 0,02 %, Rupee India naik 0,03 %, dan Dolar Hong Kong tetap stabil.
Pada saat yang sama, mata uang dari negara-negara maju menunjukkan kekuatan yang seragam. Franc Swiss mengalami penguatan sebesar 0,44 %, dolar Australia naik 0,08 %, dolar Kanada naik 0,08 %, euro Eropa naik 0,09 %, dan poundsterling Inggris naik 0,05 %.
Jika kita lihat dari grafik diatas, terlihat bahwa mata uang Indonesia mengalami pelemahan yang cukup signifikan bahkan masih berada pada tahun yang sama. Hal tersebut tentunya menjadi perhatian untuk Indonesia, dengan membantu untuk melakukan penguatan nilai rupiah. Misalnya seperti membeli produk-poduk dalam negeri dan megurangi barang-barang impor dengan tujuan untuk melakukan penguatan rupiah.