Index
Berita  

Israel Terowongan Hamas di RS Gaza, Bagaimana Faktanya?

suroboyo.id – Israel telah terus melancarkan serangan di Jalur Gaza Palestina sejak perang dengan Hamas pecah pada 7 Oktober lalu.

Dalam serangan tersebut, Israel mengklaim bahwa mereka sedang memburu “teroris” Hamas. Namun, upaya ini telah menimbulkan banyak korban warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.

Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu (8/11), lebih dari 10.569 warga Palestina telah tewas akibat agresi Israel selama sebulan terakhir. Dari jumlah tersebut, 4.324 adalah anak-anak, dan 2.823 lainnya adalah perempuan.

Sementara itu, sebanyak 26.475 orang lainnya terluka akibat gempuran Israel di Gaza sejak 7 Oktober lalu. Masih ada 2.550 orang, termasuk 1.350 anak-anak, hilang di Gaza.

Setidaknya 16 dari 35 rumah sakit di Gaza telah lumpuh akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober lalu. Sebanyak 51 dari 72 klinik utama di wilayah itu juga tutup total di Gaza lantaran hancur terkena gempuran Israel atau kehabisan stok obat dan alat medis.

Belakangan, Israel makin berani menyerang kawasan rumah sakit di Gaza hingga menggempur ambulans-ambulans yang tengah beroperasi.

Israel berdalih rumah sakit di Gaza menjadi kamuflase Hamas untuk membangun situs-situs mereka, termasuk terowongan bawah tanah.

Unit investigasi media Al Jazeera, Sanad, pun mencoba menyelidiki tuduhan Israel tersebut, terutama soal dugaan ada terowongan di bawah Rumah Sakit Rehabilitasi dan Prostetik Sheikh Hamad bin Khalifa atau RS Qatar di Gaza.

Israel sering mengklaim ada bunker komando dan terowongan utama di bawah rumah sakit Gaza sebagai pembenaran untuk menyerang fasilitas kesehatan.

Mereka juga merilis video yang menunjukkan lubang seperti pintu di halaman rumah sakit, tepat di sebelah dinding bangunan, yang diduga mengarah ke terowongan Hamas.

Namun, Sanad menganalisis rekaman satelit dan arsip pembangunan RS Qatar. Tim investigasi juga berbicara dengan salah satu perancang yang membangun rumah sakit tersebut.

Hasil penyelidikan Sanad memaparkan lubang itu dibangun untuk keperluan saluran air rumah sakit dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

“Ini hanya untuk pintu masuk reservoir air yang dipakai rumah sakit untuk mengisi kolam terapi, mengairi lahan, dan sumber air cadangan jika keadaan darurat,” demikian investigasi Al Jazeera.

RS tersebut dibangun Qatar dan mulai beroperasi pada 2019.

Sebagaimana RS lain di Jalur Gaza, rumah sakit tersebut rusak akibat serangan udara Israel.

Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Mereka juga berperang dengan Hamas.

Tak lama, Israel memblokade total Jalur Gaza dan melarang bantuan kemanusiaan masuk. Pada 27 Oktober, mereka juga melancarkan invasi di Gaza.

Hari-hari setelah serangan Israel ke Palestina jadi kian besar. Mereka bahkan menargetkan kamp pengungsian, tempat ibadah, fasilitas medis, yang seharusnya dilindungi sesuai hukum internasional.

Exit mobile version