Berita  

Inilah Alasan Deklarasi Anies-Cak Imin di Surabaya Dilangsungkan Tanpa Atribut Partai, Simak Disini

suroboyo.id – Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, Menjelaskan Alasan Tidak Menggunakan Atribut Partai dalam Deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar

Jazilul Fawaid, Wakil Ketua Umum PKB, memberikan klarifikasi mengenai keputusan untuk tidak menggunakan atribut partai dalam deklarasi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang akan digelar pada siang hari ini.

Ia menjelaskan bahwa meskipun tiga partai koalisi terlibat dalam deklarasi tersebut, tidak ada penggunaan atribut partai oleh peserta.

Poin utama di balik keputusan ini adalah untuk menekankan bahwa pasangan Anies-Cak Imin adalah sosok yang mewakili aspirasi rakyat. Jazilul Fawaid menegaskan bahwa mereka semua adalah “petugas rakyat” yang berjuang untuk kepentingan masyarakat.

Dalam konteks ini, penonjolan karakter individu pasangan calon menjadi fokus utama, dengan niatan untuk memastikan bahwa calon presiden dan calon wakil presiden tersebut memiliki “wajah rakyat.”

Ketika ditanya mengapa Surabaya dipilih sebagai lokasi deklarasi, Jazilul menjelaskan bahwa salah satu alasan penting adalah karena PKB memiliki basis massa yang kuat di Surabaya.

Ia juga menunjukkan bahwa pemilihan Surabaya sebagai tempat deklarasi adalah simbol bahwa Cak Imin membawa mandat dari Nahdliyin dan ulama, menegaskan dukungan yang mereka miliki dalam konteks politik nasional.

“Tentu Surabaya ini kota pahlawan, dan di Surabaya inilah atau Jawa timur juga menjadi bagian setelah kami rembukan (musyawarah) daerah dimana pak Anies dan Muhaimin harus menang. (Kenapa?) Pertama basis PKB besar dan Nahdliyin besar, Gus Muhaimin berangkat membawa mandat Nahdliyyin, mandat ulama jadi Jawa Timur pilihan yang tepat,” katanya.

“Tentu setelah deklarasi ini tidak perlu kode-kode lagi, semuanya akan jalan di Jawa Timur,” katanya menambahkan.

Selain itu, ia juga mengatakan deklarasi Surabaya membawa semangat perjuangan. Hal tersebut terinspirasi dari peristiwa penurunan bendera Belanda di Surabaya, tepatnya itu adalah nama hotel Majapahit yang dulunya bernama Hotel Yamato Soerabaja.

Baca Juga :   Insiden Maut di Perlintasan KA Whoosh: Isyarat Berhenti Diberikan, Namun Mobil Tetap Maju

“Kira kira mengambil semangat perjuangan ketika bendera Belanda diturunkan oleh arek arek Surabaya, dan terjadilah kemerdekaan, setelah di sini ingin terjadi perubahan ke arah perbaikan untuk Indonesia ini,” katanya.