Berita  

Angka Kesuburan Perempuan di Malaysia Mencapai Tingkat Terendah dalam 50 Tahun Terakhir

suroboyo.id – Menurut laporan yang dirilis oleh Departemen Statistik Malaysia (DOSM), angka kesuburan perempuan berusia 15 hingga 49 tahun di Malaysia pada tahun 2023 mencapai tingkat terendah dalam lima dekade terakhir.

Kepala Statistik Malaysia, Mohd Uzir Mahidin, menjelaskan bahwa total tingkat kesuburan atau Total Fertility Rate (TFR) pada tahun 2022 mengalami penurunan signifikan, yaitu sebesar 1,6 anak per perempuan berusia 15 hingga 49 tahun, dibandingkan dengan 1,7 anak pada tahun 2021.

Mahidin juga mencatat bahwa angka ini merupakan yang terendah dalam 50 tahun terakhir, jika dibandingkan dengan angka 4,9 anak per perempuan pada tahun 1970.

Lebih lanjut, Mahidin menjelaskan bahwa TFR Malaysia dari tahun 1970 hingga 2012 berada di atas tingkat penggantian 2,1 anak. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan pada masa suburnya cukup untuk menggantikan dirinya dan pasangannya.

Namun, lanjut Mahidin, kondisi tersebut menurun di bawah tingkat penggantian sejak satu dekade yang lalu atau 2013.

Akibat dari penurunan tingkat kesuburan perempuan di Malaysia, menurut Mahidin berpotensi menimbulkan krisis demografi, seperti:

– Penurunan pertumbuhan penduduk
– Penuaan penduduk, dan
– Berdampak juga terhadap perekonomian dan sosial

Dikutip dari laporan situs berita Antara langsung dari Malaysia, jika mengacu pada manual Principles and Recommedation For A Vital Statistics (Revisi 3), Divisi Statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa (2014), tingkat penggantian 2,1 berarti rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang perempuan yang mempunyai anak perempuan yang masih hidup sampai anak tersebut melahirkan.

Apabila tingkat penggantian kesuburan konstan dalam jangka waktu lama, Mahidin, menjelaskan, setiap generasi akan menggantikan dirinya sendiri dan pasangannya tanpa memerhitungkan migrasi penduduk.

Lebih lanjut diketahui bahwa TFR seluruh kelompok etnis besar di Malaysia selama periode 2011 hingga 2022 menunjukkan tren menurun.

TFR tertinggi dicatat oleh etnis Melayu sebesar 2,1 anak untuk setiap perempuan berumur 15 hingga 49 tahun pada 2022, sedangkan etnis Tionghoa mencapai 0,8 anak.

Untuk tingkat negara bagian, semua negara bagian mencatat TFR di bawah tingkat penggantian, kecuali Terengganu (2,9 anak), Kelantan (2,7 anak) dan Pahang (2,1 anak).

Mahidin mengatakan bahwa Malaysia dan beberapa negara maju seperti Amerika Serikat (1,7 anak), Australia (1,7 anak), Inggris (1,6 anak), Jepang (1,3 anak) dan Korea Selatan (0,8 anak), menunjukkan tren kadar kesuburan menurun di bawah tingkat penggantian.

Tren yang sama dapat diperhatikan di beberapa negara ASEAN seperti Vietnam (1,9 anak), Brunei Darussalam (1,8 anak), Thailand (1,3 anak) dan Singapura (1,1 anak), sedangkan di Filipina (2,7 anak), Laos (2,5 anak), Kamboja (2,3 anak), Indonesia (2,2 anak) dan Myanmar (2,2 anak) berada di atas penggantian.

Dia juga mengungkapkan jumlah kelahiran hidup pada 2022 sebanyak 423.124 kelahiran, atau turun 3,8 persen (16.620 kelahiran) dibandingkan 2021 sebanyak 439.744 kelahiran.

Bayi laki-laki yang lahir lebih banyak dibandingkan bayi perempuan, masing-masing 218.345 dan 204.779 kelahiran.

Penurunan jumlah kelahiran itu mengakibatkan angka kelahiran kasar (CBR) turun dari 13,5 kelahiran pada 2021 menjadi 12,9 kelahiran per seribu penduduk pada 2022.