Pemerintah Inggris bulan ini diperkirakan memberi persetujuan bagi pengembangan gandum yang gennya telah diedit. Para ilmuwan mengatkan mereka telah berhasil memproduksi gandum semacam itu yang secara substansial mengurangi senyawa yang berisikp menyebabkan kanker pada makanan yang dimasak.
Rothamsted Research, salah satu lembaga riset pertanian tertua di Eropa melakukan riset mengenai gandum di Hertfordshire, tidak jauh dari ibo kota Inggris, London. Para peneliti di sana bermaksud untuk mengedit gen gandum yang dapat mengasilkan senyawa yang disebut asparagin. Senyawa yang secara alami terbentuk pada tanaman ini penting untuk kesehatan tanaman, mengatur penyimpanan nitrogen.
Namun ketika gandum diproses menjadi tepung dan kemudian diolah menjadi produk-produk yang dipanggan seperti roti, asparagin berubah menjadi senyawa lain yang disebut akrilamida yang dalam jumlah sangat besar dapat menyebabkan kanker.
kata Profesor Nigel Halfrord yang memimpin penelitian di Rothamstead, ” jadi apa yang kami coba lakukan adalah mengurangi kadar asparagin di dalam butiran gandum. Ini artinya lebih sedikit akrilamida yang terbentuk dalam roti, dan semakin sedikit lagi ketika roti itu dipanggang. Begitu pula pada sereal untuk sarapan dan produk-produk camilan seperti biskuit. ”
Asparagin juga terkandung dalam makanan bertepung seperti kentang dan umbi lainnya. Industri makanan terkejut mengetahui fakta tersebut karena senyawa ini sebetulnya bahan kimia yang biasa digunakan ahli biokimia, kata Halford.
Sejauh ini, berbagai penelitian yang mengaitkan akrilamida dengan efek negatif tertentu seperti kanker terbatas pada percobaan dengan hewan. Penelitian itu juga menggunakan akrilamida dengan dosis sangat tinggi dan diberikan untuk periode yang jauh lebih singkat.
Profesor Nathan Davies dari Institut Kesehatan hati dan Pencernaan di University College London menjelaskan mengapa akrilamida mungkin meningkatkan risiko kanker. Ia mengatakan, ” Ini karen akrilamida di dalam makanan kita melewati proses di dalam tubuh dan berubah menjadi bahan kimia lainnya. bahan kimia ini berinteraksi dengan DNA kita.
Hal – hal yang berinteraksi dengan DNA di dalam sel-sel kita menimbulkan gangguan dan ketika itualah sel-sel menjadi sel kanker. Semakin banyak kita mencerna akrilamida, semakin besar peluang DNA dan kita sendiri terimbas, yang kemudian meningkatkan resiko kanker kita. ”
Halford menjelaskan tentang proses mengedit gen yang disebut CRISPR. Satu bagian jaringan gandum yang sangat kecil dibiakkan di cawan petri. Satu pistol gen digunakan untuk menembak DNA di dalam jaringan tersebut. Proses ini menghilangkakan sifat gentik dari DNA, yang berbeda dengan makanan hasil rekayasa genetika.
Sejauh ini, makanan hasil rekayasa genetika tidak diizinkan dikonsumsi di Uni Eropa atay Inggeis. Tetapi halford mengatakan, sekarang ini Inggris dan Uni Eropa sedang mempertimbangakn untuk mengubah ” tolak ukur ” banyaknya akrilamida yang diperbolehkan dalam makanan.
Di Inggris, UU yang akan mengizinkan produksi komersial gandum dengan den yang diedit telah mencapai tahap akhir di parlemen. Legislasi tersebut sedang menunggu persetujuan kerjaan.
Halford menjelaskan bukan hanya kandungan akrilamida yang akan menentukan apakah tanaman itu layak dikembangkan lebih lanjut. Timnya juga memperhatikan hasil panen dan kandungan protein biji-bijian yang mereka produksi. Nantinya, petani hanya kan mengadopsi tanaman yang mereka yakini memenuhi semua hal tersebut. Halfors menjelaskan sejauh ini hasilnya baik.
50 persen pengurangan asparagin dan 50 persen pengurangan akrilamida di tepung yang dipanaskan, benar-benar hasil yang positif dan menggembirakan. Tetapi uji coba lapangan ini baru berjalan datu tahun. Kami harus mengetahui hasilnya dalam hal hasil oanen, kandungan protein, sesuatu yng perlu waktu bertahun-tahun sebelumnya membuat gandum jenis ini tersedia bagi para pembudidayanya.