Suroboyo.id – Berikut ini review dari Buku Ikhlas Paling Serius karya Fajar Sulaiman.
Buku Iklhlas Paling Serius ini terdiri dari 172 halaman namun berisikan quotes yang akan mengobati kesedihan dan membuat hatimu menjadi tenang setelah mengalami putus cinta.
Buku ini ditulis dengan diksi-diksi yang indah dan mampu membuatmu melupakan kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidupmu.
Baca juga: Review Si Putih Karya Tere Liye Novel Bumi Series ke 10
Sebagai penulisnya, Fajar Sulaiman membagi buku ini dalam tiga bagian besar yang setiap bagiannya menggambarkan setiap langkah yang harus dilalui oleh seseorang setelah cintanya kandas ditengah jalan.
Kelebihan Buku Ikhlas Paling Serius
1. Pemilihan Diksi yang Menggugah Hati
Setiap quotes yang ditulis oleh Fajar Sulaiman menggunakan diksi-diksi yang dapat menggugah hati para pembaca yang seolah-olah setiap quotes seperti menyentuh relung hati kita. Diksi-diksi yang indah itu akan selalu menambah rasa penasaran para pembaca terhadap quotes seperti apa lagi yang akan muncul di halaman selanjutnya.
Kemudian, setelah membuka halaman selanjutnya, lagi dan lagi pembaca akan dibuat tersentuh. Hingga pada akhirnya tanpa sadar kalau buku yang kita baca ini sudah sampai di quotes halaman terakhir dari buku Ikhlas Paling Serius.
Pemilihan diksi yang dapat menggugah hati para pembaca ini merupakan salah satu kelebihan atau keunggulan dari buku ini.
Penulis mampu memilih diksi-diksi yang bisa menghasil sebuah quotes yang dapat membuat pembaca sadar bahwa memang benar rasa ikhlas akan membuat hati dan kehidupan yang kita jalani menjadi lebih tenang.
Pembaca yang sudah mendapatkan rasa tenang setelah membaca buku ini sudah mulai menyadari bahwa setiap kisah tak selamanya harus berakhir sesuai dengan harapan kita dan meyakini setiap kisah yang berakhir merupakan rencana Tuhan.
Baca juga: Review The Secret: Buku Best Seller Karya Rhonda Byrne
2. Gambar-Gambar yang Mendukung Suasana Quotes
Setelah Fajar Sulaiman yang merupakan penulis dari buku Ikhlas Paling Serius mampu menulis quotes dengan diksi-diksi yang menarik, kini kelebihan dari buku ini berikutnya adalah adanya gambar-gambar pendukung yang membangun suasana quotes yang ada di setiap halamannya.
Ketika pembaca membuka halaman yang berisi quotes, maka di sebelahnya akan ada gambar yang dapat mendukung suasana quotes, sehingga makna dari setiap quotes semakin mudah dipahami.
Gambar-gambar pendukung suasana quotes ini terdiri dari berbagai macam, mulai dari perkumpulan manusia, hingga pesawat terbang.
Bukan hanya sebagai kelebihan dari buku ini saja, tetapi gambar yang ada bisa dibilang sebagai bagian dari keunikan buku Ikhlas Paling Serius. Keunikan buku ini ternyata menjadi pembeda dengan buku-buku yang berisi quotes lainnya, sehingga sangat pas untuk kita miliki.
3. Makna Quotes Mudah Dipahami
Dalam membaca sebuah buku pasti kita sebagai pembaca akan selalu mencari makna yang bisa diambil dari buku yang kita baca. Rasanya akan senang sekali ketika makna dari buku yang kita baca dapat dipahami, bahkan akan lebih berarti lagi kalau makna tersebut sangat berhubungan dengan hal-hal yang sedang kita alami.
Selain itu, makna dari buku yang kita baca juga diharapkan bisa dijadikan sebagai pelajaran hidup. Semakin banyak makna yang dipahami, maka semakin nyaman ketika kita membaca sebuah buku.
Sama halnya dengan buku Ikhlas Paling Serius yang di mana setiap makna yang ada di dalam quotes mudah untuk dipahami terutama yang berkaitan dengan seseorang yang sedang sedih karena berakhirnya suatu kisah cinta.
Setiap quotes yang maknanya mudah dipahami bisa juga dijadikan sebagai pelajaran untuk kehidupan di kemudian hari. Jadi, ketika membaca buku karya Fajar Sulaiman ini, kita tak hanya tersentuh membaca setiap quotes, tetapi bisa memahami makna dari setiap quotes.
Baca juga: Review Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat Karya Mark Manson
Sinopsis Buku Ikhlas Paling Serius
Semua orang pasti pernah merasakan tingkat bahagia dan sedih dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Selalu berusaha memasang senyuman walau diam-diam meneteskan air mata, mencoba bertahan di berbagai keadaan, dan menyimpan keyakinan bahwa waktu adalah aspek paling berjasa untuk menyembuhkan segala luka. Padahal sebenarnya, kekuatan penyembuh yang paling manjur adalah diri sendiri.