Disney (DIS) melaporkan hasil keuangan kuartal keempat yang bervariasi pada hari Kamis, menyoroti tantangan berkelanjutan dalam bisnis televisi tradisionalnya yang mengimbangi kinerja solid dari segmen taman hiburan dan streaming. Hasil yang beragam ini muncul saat investor mengamati fase akhir dari strategi pemulihan CEO Bob Iger menjelang rencana kepergiannya tahun depan.
Meskipun pendapatan perusahaan secara keseluruhan meleset dari perkiraan Wall Street, laba per saham (EPS) yang disesuaikan justru melampaui ekspektasi.
Kinerja Keuangan Kuartal Keempat
Perusahaan melaporkan pendapatan kuartal keempat sebesar $22,46 miliar. Angka ini meleset dari ekspektasi analis yang memperkirakan pendapatan di kisaran $22,75 miliar hingga $22,83 miliar, dan relatif datar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Namun, dari sisi profitabilitas, laba per saham (EPS) yang disesuaikan untuk kuartal ini mencapai $1,11. Capaian ini lebih tinggi dari perkiraan analis yang disurvei oleh Bloomberg dan LSEG, yang memproyeksikan di angka $1,07 dan $1,05. Laba bersih kuartalan tercatat $1,44 miliar, atau 73 sen per saham, meningkat lebih dari dua kali lipat dari $564 juta, atau 25 sen per saham, pada periode yang sama tahun lalu.
Menyusul laporan yang beragam ini, saham Disney tercatat turun lebih dari 3% dalam perdagangan pra-pasar.
Penurunan di Segmen Hiburan dan TV Linear
Biang keladi dari pendapatan yang meleset adalah divisi hiburan perusahaan, yang pendapatannya turun 6% dari tahun lalu menjadi $10,21 miliar. Unit ini mencakup bisnis streaming, TV, dan teater (film). Kinerja film bioskop (theatrical) yang lebih lemah pada kuartal ini turut menambah beban pada hasil keseluruhan divisi tersebut.
Tekanan terbesar datang dari jaringan TV linear (TV kabel). Pendapatan jaringan linear anjlok 16% dari tahun ke tahun, sementara laba operasionalnya turun 21% menjadi $391 juta. Fenomena “cord-cutting” atau pelanggan yang berhenti berlangganan TV kabel terus meningkat, sementara pendapatan iklan juga tergerus. Disney menyebutkan penurunan iklan ini terkait dengan jumlah penonton yang lebih lemah dan penurunan belanja iklan politik sebesar $40 juta dibandingkan kuartal tahun sebelumnya.
Penurunan laba operasional ini juga sebagian didorong oleh dampak penjualan aset Star India, yang tahun lalu masih menyumbang $84 juta pada hasil kuartalan. Masalah ini diperparah oleh perselisihan distribusi yang sedang berlangsung dengan YouTube TV milik Google, yang membuat jaringan Disney, termasuk ESPN, tidak tersedia bagi pelanggan layanan tersebut sejak 31 Oktober.
Streaming Tetap Menjadi Titik Terang
Berbanding terbalik dengan TV linear, bisnis streaming tetap menjadi sorotan utama. Layanan andalannya, Disney+, berhasil menambah 3,8 juta pelanggan baru pada kuartal ini, jauh melampaui ekspektasi analis sebesar 2,4 juta.
Segmen direct-to-consumer (DTC), yang mencakup Disney+ dan Hulu, membukukan laba operasional sebesar $352 juta, naik signifikan 39% dari $253 juta tahun lalu. Kenaikan profitabilitas ini didukung oleh kenaikan harga layanan streaming perusahaan. Untuk tahun fiskal 2025 penuh, Disney berhasil mencapai targetnya dengan melaporkan laba operasional streaming sebesar $1,33 miliar.
Disney berencana menggabungkan Disney+ dan Hulu tahun depan. Menariknya, perusahaan mengumumkan bahwa ini adalah kuartal terakhir mereka akan melaporkan jumlah pelanggan dan pendapatan rata-rata per unit (ARPU), mengikuti langkah serupa yang diambil oleh Netflix awal tahun ini.
Kekuatan Divisi “Experiences”
Segmen “Experiences”, yang terdiri dari taman hiburan, resor, dan kapal pesiar, terus menunjukkan kinerja yang sangat kuat. Pendapatan segmen ini naik 6% menjadi $8,77 miliar, sementara laba operasionalnya melonjak 13% menjadi $1,88 miliar.
CFO Disney, Hugh Johnston, menyatakan bahwa kondisi ekonomi saat ini tampaknya tidak mempengaruhi minat konsumen terhadap bisnis pengalaman Disney. Dia mencatat bahwa pemesanan di taman hiburan naik 3% dan pengeluaran per orang di taman juga naik 5% pada kuartal pertama fiskal.
Pertumbuhan bisnis kapal pesiar juga menjadi sorotan, meskipun diimbangi oleh biaya ekspansi armada yang lebih tinggi. Johnston menambahkan bahwa kapal pesiar terjual habis pada tingkat yang sama seperti sebelumnya, bahkan ketika armada kini lebih besar, menunjukkan bahwa “kapasitas tambahan itu terisi dengan cepat.”
Prospek 2026 dan Komitmen kepada Investor
Meskipun hasil kuartal keempat beragam, kinerja fiskal setahun penuh 2025 solid. Disney melaporkan EPS yang disesuaikan sebesar $5,93 untuk tahun 2025, melonjak 19% dari tahun ke tahun dan melampaui proyeksi Wall Street.
Menatap ke depan, perusahaan mengharapkan dapat memberikan pertumbuhan EPS dua digit yang disesuaikan pada tahun fiskal 2026. Selain itu, Disney mengumumkan kenaikan dividen tunai sebesar $0,50 menjadi $1,50 dan berencana untuk menggandakan target pembelian kembali sahamnya (buyback) menjadi $7 miliar tahun depan.